Jeddah – Arab Saudi, “Seberapa pun lamanya waktu yang dibutuhkan dan sebanyak apapun pengorbanan yang harus dijalani, Palestina akan senantiasa menjadi jantung yang berdenyut bagi umat ini”, ujar Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta.
Pernyataan ini disampaikan Wamenlu pada Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM-LB) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi pada hari Senin (25/8) waktu setempat. KTM-LB OKI ini diselenggarakan untuk menyikapi rencana Israel melakukan pendudukan permanen dalam skala besar di Palestina dan aneksasi Gaza.
Wamenlu menekankan bahwa Visi Israel Raya dan upaya Israel mewujudkannya adalah ancaman eksistensial bagi keberlangsungan hidup dan eksistensi seluruh negara di kawasan. Diperlukan persatuan dan mekanisme kolektif untuk menjaga kelangsungan negara-negara anggota OKI.
“OKI perlu mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya untuk menolak dan menghentikan rencana pendudukan penuh Israel atas Gaza serta perluasan permukiman di Tepi Barat” tegas Wamenlu. Ia mendorong OKI untuk bekerja sama dengan seluruh lembaga internasional guna segera mengakhiri perang dan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui semua jalur yang tersedia.
Pertemuan ini semakin mendesak setelah PBB menyatakan bahwa Gaza telah mencapai tingkat kelaparan total. “Tidak ada yang lebih buruk daripada menjadikan kelaparan sebagai senjata perang dan genosida terhadap saudara-saudara kita di Gaza”, kecam Wamenlu.
Sedang ada pergeseran opini secara global yang mulai mengangkat narasi Palestina di publik. Wamenlu meminta OKI untuk memanfaatkan momentum ini untuk meyakinkan negara-negara untuk mengakui kemerdekaan Palestina, termasuk mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menggelar sidang khusus guna mengakhiri pendudukan Israel atas Gaza dan seluruh wilayah Palestina.
43 negara anggota OKI hadir pada Pertemuan, 21 di antaranya diwakili oleh menteri luar negeri, termasuk Menteri Luar Negeri Palestina.
Pertemuan berhasil mengadopsi Resolusi yang dengan keras menegaskan sikap OKI, antara lain, menolak rencana pendudukan Gaza oleh Israel, menuntut pembukaan blokade atas bantuan kemanusiaan, dan mendorong negara-negara serta PBB bergerak untuk menghentikan tindakan Israel.
Di sela-sela Pertemuan, Wamenlu juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Iraq untuk membahas peluang kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Sumber: Kementerian Luar Negeri