
Menko PMK Pratikno saat meninjau proses penanganan darurat bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara/Foto: Kemenko PMK
Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan setelah kabar bencana di Banjarnegara dan Majenang, Presiden segera memberikan perintah untuk turun ke lokasi dan memastikan seluruh upaya penanganan berjalan cepat dan terkoordinasi.
Hal tersebut disampaikannya saat meninjau proses penanganan darurat bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, pada Selasa (18/11/2025).
"Sejak adanya berita tanah longsor di Cilacap Majenang dan Banjarnegara, Bapak Presiden langsung memerintahkan kepada kami, Kepala BNPB dan Menko PMK, untuk segera turun ke lapangan. Kemarin kami melaporkan di Bekasi, dan hari ini saya menyusul Kepala BNPB untuk melihat langsung di lapangan," ujar Pratikno seperti yang dikutip InfoPublik Rabu (19/11/2025).
Ia melanjutkan, kondisi terbaru di titik longsor dari total 28 korban yang diperkirakan tertimbun, satu orang telah ditemukan selamat dan satu ditemukan meninggal, sehingga masih ada 26 orang yang belum ditemukan. Kondisi tanah masih bergerak dan retakan semakin melebar, ia pun meminta semua pihak tetap waspada.
Pratikno juga menjelaskan kondisi lapangan yang masih sangat labil membuat proses pengerahan alat berat tidak dapat dilakukan secara cepat. Retakan tanah yang terus melebar serta keberadaan embung di bagian atas kawasan longsor mengharuskan seluruh langkah dikerjakan dengan ekstra hati-hati.
Pemerintah juga menghadirkan ahli geologi untuk memastikan keamanan tim penyelamat, sekaligus mengatur strategi penanganan. Sejumlah alat berat yang sebelumnya digunakan di lokasi longsor Cilacap–Majenang juga mulai digeser ke Banjarnegara dan dikerahkan secara bertahap menyesuaikan kondisi di lapangan.
"Tidak mudah untuk mengerahkan alat berat ke sini. Sekarang alat berat yang di Cilacap Majenang sudah dikerahkan ke sini, dan kita hadirkan ahli geologi untuk menjamin keamanan, karena di atas ada embung yang harus dipikirkan penyaluran airnya," ujar Pratikno.
Pemerintah menjalankan dua langkah utama dalam penanganan darurat, yaitu penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar warga. Ia juga memastikan bahwa hunian sementara (huntara) segera disiapkan. Lahan telah disediakan pemerintah daerah sehingga BNPB dapat langsung membangun.
"Pertama, tentu saja kita lakukan penyelamatan. Kedua, bagi para korban yang dipindahkan, kita jamin pengungsiannya, termasuk logistik, kesehatan, dan pendampingan psikologis. Pemerintah pusat mendukung penuh langkah pemerintah daerah," kata Pratikno.
Kepala BNPB Suharyanto menambahkan bahwa penanganan darurat di Banjarnegara dan Majenang dilakukan dengan prinsip yang sama. Perbedaan kecepatan evakuasi terjadi semata-mata karena kondisi geologi yang berbeda. Tanah di Banjarnegara masih labil sehingga tim evakuasi belum bisa bekerja secara penuh. Upaya modifikasi cuaca terus dilakukan agar proses penyisiran dapat berlangsung lebih optimal.
"Jadi jangan diisukan kok di sana cepat, di sini lambat. Ini faktor alam, tanah di sini masih bergerak sehingga tim belum bisa leluasa. Hari ini kita upayakan tidak hujan sehingga besok bisa dilakukan pencarian secara manual dan menggunakan pompa alkon," jelas Kepala BNPB.
Bupati Banjarnegara Amalia Desiana menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan lahan seluas dua hektare bekerja sama dengan pemerintah desa untuk pembangunan hunian sementara dan hunian tetap bagi warga terdampak.
Sebagai informasi, longsor di Dusun Situkung terjadi pada Sabtu sore (15/11/2025), dipicu intensitas hujan lebat selama tiga jam. Dampak bencana antara lain dua warga meninggal dunia, 27 diduga hilang, 917 jiwa mengungsi, 48 rumah rusak berat, serta satu ruas jalan terdampak. Pemerintah daerah telah menetapkan status siaga darurat dan memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi dengan dukungan BNPB, Kemenko PMK, Kemensos, Kemenkes, Basarnas, dan unsur TNI-Polri. (*)







