Petugas melakukan perawatan panel surya di PLTS Terapung Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan total keseluruhan potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 3,6 terawatt (TW) yang didominasi oleh PLTS dengan potensi sebesar 3,3 TW. ANTARA FOTO/Fauzan/YU
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 sudah rampung dan ditargetkan akan terbit pada April 2025.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, melalui keterangan resmi, Rabu (23/4/2025).
“Segera (terbit). Yang jelas, (RUPTL) sudah final, ya,” ucap Jisman.
Jisman menyampaikan bahwa RUPTL yang sudah rampung tersebut sesuai dengan rencana umum ketenagalistrikan nasional (RUKN) yang sudah disahkan.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan proses penyusunan RUPTL 2025–2034 selesai pada April 2025.
Dalam menyusun RUPTL, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah berupaya untuk menemukan titik tengah antara isu penurunan emisi karbon dengan kemampuan Indonesia.
Bahlil mengatakan, bahwa pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan potensi-potensi sumber daya alam Indonesia, termasuk di dalamnya adalah energi baru dan energi terbarukan.
Ia menyoroti energi panas bumi yang terdapat di Ambon. Menurut Bahlil, Provinsi Maluku memiliki potensi panas bumi sebesar 40 MW yang perlu segera dibangun.
“Itu (potensi panas bumi di Ambon) sudah kami masukkan dalam rancangan RUPTL 2025–2034,” kata Bahli, melalui keterangan resmi, Rabu (9/4/2025).
Di sisi lain, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Energi Terang (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menambahkan bahwa energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), khususnya yang berlokasi di Ambon, akan dibangun oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Ya, memang ada PLN. Ada tiga lokasi. Ada yang 20 MW, tambahan 20 MW lagi, dan 25 MW," kata Eniya.
Untuk tahap pertama akan dibangun terlebih dahulu adalah PLTP sebesar 40 MW, sedangkan sisanya yang sebesar 25 MW adalah nilai potensi yang akan fokus pada pengembangan lebih lanjut. (*)