
Untuk membangun komunikasi yang efektif, lanjut Imanuddin, setiap organisasi harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai, tidak tertutup, sehingga mampu membangun komunikasi yang sirkular antara lembaga itu dengan masyarakat.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Jawa Pos Institute Pro Otonomi (JPIP) itu, diungkapkan, banyak persoalan yang dihadapi oleh Kementerian PANRB dalam hal penyelesaian tenaga honorer K1, K2, dan persoalan persoalan lainnya. Untuk itu diperlukan grand koalisi dengan pers, karena Kementerian PANRB kemampuannya terbatas. “Peran pers sebagai control sosial sangat diharapkan, terutama untuk mengawal adanya indikasi kecurangan yang dilakukan oleh berbagai kalangan,” tuturnya.
Kementerian PANRB membuka diri terhadap berbagai persoalan yang menyangkut reformasi birokrasi. Media center yang dibangun Kementerian PANRB didesain menjadi pusat sumberdaya pekembangan reformasi birokrasi.
Kegiatan yang dilakukan antara lain mengadakan diskusi 2 kali dalam sebulan, mengenai isu-isu yang hangat yang berkembang di masyarakat. Melalui dialog tersebut, kita tidak hanya bisa menyampaikan berbagai kebijakan tetapi juga bisa menerima masukan yang sangat berharga untuk perbaikan.
Pada kesempatan ini, Imanuddin mengajak insan pers sebagai pilar yang sangat penting dalam pembangunan bangsa, untuk pro aktif dalam mensukeskan reformasi birokrasi. Koalisi besar ini juga dbangun dengan berbagai elemen bangsa, seperti NGO, perguruan tinggi serta elemen bangsa lain. (Swd/ HUMAS MENPANRB)
Berita Terbaru
25.Jun.2025
Coffee Morning Paguyuban Kementerian PANRB
24.Jun.2025
Kementerian PANRB Dukung Penguatan SDM BMKG
24.Jun.2025
Sinergi Pemerintah-Pelaku Usaha Siapkan Pariwisata Aman dan Nyaman di Libur Sekolah 2025
24.Jun.2025
Audiensi Kepala BMKG
24.Jun.2025
Audiensi Bupati Kupang
23.Jun.2025